E-commerce jelas
sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. E-commerce adalah salah satu
bisnis yang paling sering digeluti karena memberikan keuntungan yang
menjanjikan. Pengguna e-commerce pada umumnya
memanfaatkan pasar digital sebagai tempat bertransaksi seperti
berjualan/belanja secara online. Penetrasi e-commerce
di Indonesia mendapat angin segar dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya,
pertumbuhan sektor e-commerce di Indonesia saat
ini mengalami peningkatan pesat dan diprediksi akan semakin merangkak di tahun
yang akan datang. Pesatnya pertumbuhan e-commerce
tidak terlepas dari beberapa faktor mayor pendukung penetrasi seperti tingginya
penggunaan internet, perangkat mobile yang meluas, serta
fakta e-commerce di Indonesia yang relatif baru jika
dibandingkan dengan negara lain. Itulah yang membuka peluang baru bagi para
pelaku pasar melalui tumbuh kembangnya digital market
di Indonesia.
Internet
memang sangatlah berpengaruh terhadap e-commerce. Data Kompas
menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 ini mencapai
202,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika
dibandingkan pada Januari 2020 lalu. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri
saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia
pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. Hal tersebut dimuat dalam laporan terbaru
yang dirilis oleh layanan manajemen konten HootSuite, dan agensi pemasaran
media sosial We Are Social dalam laporan bertajuk "Digital 2021".
Merajalelanya aktivitas
belanja online tentu mendorong semakin banyak bermunculan pelaku baru di
industri e-commerce untuk berlomba memenuhi permintaan pasar
digital yang ada. Situasi pandemi yang belum membaik di awal tahun 2021 ini
dinilai akan mendorong penetrasi e-commerce semakin meluas
pada tahun ini, seperti yang dikemukakan oleh Statista dalam laporan Digital
Market Outlook, yang menyebutkan bahwa pengguna e-commerce di
Indonesia tahun ini diprediksi tumbuh 15% dari total 138 juta pengguna pada
tahun 2020, atau mencapai 159 juta pengguna di tahun 2021. Sementara pendapatan
industri ini diprediksi meningkat sebanyak 26% mencapai US$ 38 juta, dari US$
30 juta pada tahun 2020 lalu. Webber juga menambahkan bahwa diprediksi akan
terjadi peningkatan transaksi terhadap kategori produk yang lebih beragam lagi
dan juga peningkatan transaksi dari luar Jabodetabek selama beberapa tahun
kedepan.
Produk yang mendominasi
keberadaan e-commerce secara umum tidak
mendesak untuk dikonsumsi. Lantas bagaimana dengan barang-barang dengan masa
konsumsi yang singkat seperti sayuran & buah-buahan? Pasar tradisional akan
merangkak ke arah niche market yakni menyediakan barang untuk calon konsumen
dalam jangkauan wilayah terbatas dan produk tertentu. Seiring dengan perluasan
e-commerce, para pelaku usaha mall akan mengarah ke perluasan
pelayanan penyediaan fasilitas yang tidak dapat dinikmati dalam pasar digital
seperti pengoptimalan jasa work space, gym, bioskop serta jasa lain yang
memiliki sifat konsumsi secara langsung. Sedangkan para karyawan dari pihak
jasa logistik hanya perlu mengubah job description untuk mempertahankan
eksistensi seperti beralih dari strategi brick and mortar
(offline) ke arah click and mortar
(beroperasi secara virtual di pasar digital namun tetap menggunakan fasilitas
fisik).
Sistem kerja sebuah e-commerce
dimulai dari konsumen toko online mengakses website toko tersebut melalui web
browser pada komputer maupun perangkat mobile. Kemudian website e-commerce
memanfaatkan database miliknya untuk menyajikan informasi kepada calon konsumen
mengenai produk yang ditawarkan. Kemudian website e-commerce juga
menyiapkan fungsionalitas menu pembayaran dan pengiriman barang, apabila
konsumen ingin membeli produk tersebut serta menginput alamat tujuan pengiriman
pesanan. Disisi lain, terdapat kelemahan pada e-commerce seperti
tidak terlalu aman, sebab saat transaksi biasanya menggunakan kartu kredit atau
rekening. Hal ini dapat memungkinkan sesuatu yang tidak diinginkan terjadi jika
konsumen tidak berhati-hati. Disinilah peran owner dan jasa pengiriman juga
sangat penting.
Internet menciptakan lingkungan bisnis yang tidak lagi
mementingkan waktu dan jarak. E-commerce sama dengan
pasar di dunia fisik dan proses transaksi di dunia nyata. Yang membedakannya
adalah kegiatannya dilakukan secara online (tanpa melibatkan tatap muka
langsung antara penjual & pembeli), serta sedikit perbedaan pada proses
bisnis di dalamnya. Berdagang menggunakan e-commerce mempunyai banyak
manfaat, diantaranya adalah dapat menekan biaya barang & jasa, serta dapat
meningkatkan kepuasan konsumen sepanjang menyangkut kecepatan untuk mendapatkan
barang yang dibutuhkan dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan harganya. Meskipun
memiliki banyak manfaat dan kelebihan, e-commerce juga memiliki
kelemahan. Untuk meminimalisir hal tersebut, para pelaku pasar digital harus
cekatan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
https://seohalsinfo.blogspot.com/2018/12/cara-kerja-sebuah-e-commerce.html
Penulis : Anggriani Ahmad
Wahh sangat menarik dan mudah dipahami. Ditunggu ya karya selanjutnya
BalasHapusMantap keren banget
BalasHapus