Selasa, 08 Juni 2021

Pengguna Internet Meningkat, E-commerce Semakin Melejit

 

Anggriani Ahmad

E-commerce jelas sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. E-commerce adalah salah satu bisnis yang paling sering digeluti karena memberikan keuntungan yang menjanjikan. Pengguna e-commerce pada umumnya memanfaatkan pasar digital sebagai tempat bertransaksi seperti berjualan/belanja secara online. Penetrasi e-commerce di Indonesia mendapat angin segar dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya, pertumbuhan sektor e-commerce di Indonesia saat ini mengalami peningkatan pesat dan diprediksi akan semakin merangkak di tahun yang akan datang. Pesatnya pertumbuhan e-commerce tidak terlepas dari beberapa faktor mayor pendukung penetrasi seperti tingginya penggunaan internet, perangkat mobile yang meluas, serta fakta e-commerce di Indonesia yang relatif baru jika dibandingkan dengan negara lain. Itulah yang membuka peluang baru bagi para pelaku pasar melalui tumbuh kembangnya digital market di Indonesia.

Internet memang sangatlah berpengaruh terhadap e-commerce. Data Kompas menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 ini mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020 lalu. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. Hal tersebut dimuat dalam laporan terbaru yang dirilis oleh layanan manajemen konten HootSuite, dan agensi pemasaran media sosial We Are Social dalam laporan bertajuk "Digital 2021".

Merajalelanya aktivitas belanja online tentu mendorong semakin banyak bermunculan pelaku baru di industri e-commerce untuk berlomba memenuhi permintaan pasar digital yang ada. Situasi pandemi yang belum membaik di awal tahun 2021 ini dinilai akan mendorong penetrasi e-commerce semakin meluas pada tahun ini, seperti yang dikemukakan oleh Statista dalam laporan Digital Market Outlook, yang menyebutkan bahwa pengguna e-commerce di Indonesia tahun ini diprediksi tumbuh 15% dari total 138 juta pengguna pada tahun 2020, atau mencapai 159 juta pengguna di tahun 2021. Sementara pendapatan industri ini diprediksi meningkat sebanyak 26% mencapai US$ 38 juta, dari US$ 30 juta pada tahun 2020 lalu. Webber juga menambahkan bahwa diprediksi akan terjadi peningkatan transaksi terhadap kategori produk yang lebih beragam lagi dan juga peningkatan transaksi dari luar Jabodetabek selama beberapa tahun kedepan.

Produk yang mendominasi keberadaan e-commerce secara umum tidak mendesak untuk dikonsumsi. Lantas bagaimana dengan barang-barang dengan masa konsumsi yang singkat seperti sayuran & buah-buahan? Pasar tradisional akan merangkak ke arah niche market yakni menyediakan barang untuk calon konsumen dalam jangkauan wilayah terbatas dan produk tertentu. Seiring dengan perluasan e-commerce, para pelaku usaha mall akan mengarah ke perluasan pelayanan penyediaan fasilitas yang tidak dapat dinikmati dalam pasar digital seperti pengoptimalan jasa work space, gym, bioskop serta jasa lain yang memiliki sifat konsumsi secara langsung. Sedangkan para karyawan dari pihak jasa logistik hanya perlu mengubah job description untuk mempertahankan eksistensi seperti beralih dari strategi brick and mortar (offline) ke arah click and mortar (beroperasi secara virtual di pasar digital namun tetap menggunakan fasilitas fisik).

Sistem kerja sebuah e-commerce dimulai dari konsumen toko online mengakses website toko tersebut melalui web browser pada komputer maupun perangkat mobile. Kemudian website e-commerce memanfaatkan database miliknya untuk menyajikan informasi kepada calon konsumen mengenai produk yang ditawarkan. Kemudian website e-commerce juga menyiapkan fungsionalitas menu pembayaran dan pengiriman barang, apabila konsumen ingin membeli produk tersebut serta menginput alamat tujuan pengiriman pesanan. Disisi lain, terdapat kelemahan pada e-commerce seperti tidak terlalu aman, sebab saat transaksi biasanya menggunakan kartu kredit atau rekening. Hal ini dapat memungkinkan sesuatu yang tidak diinginkan terjadi jika konsumen tidak berhati-hati. Disinilah peran owner dan jasa pengiriman juga sangat penting.

            Internet menciptakan lingkungan bisnis yang tidak lagi mementingkan waktu dan jarak. E-commerce sama dengan pasar di dunia fisik dan proses transaksi di dunia nyata. Yang membedakannya adalah kegiatannya dilakukan secara online (tanpa melibatkan tatap muka langsung antara penjual & pembeli), serta sedikit perbedaan pada proses bisnis di dalamnya. Berdagang menggunakan e-commerce mempunyai banyak manfaat, diantaranya adalah dapat menekan biaya barang & jasa, serta dapat meningkatkan kepuasan konsumen sepanjang menyangkut kecepatan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan harganya. Meskipun memiliki banyak manfaat dan kelebihan, e-commerce juga memiliki kelemahan. Untuk meminimalisir hal tersebut, para pelaku pasar digital harus cekatan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

 

https://jetcommerce.co.id/update/transaksi-e-commerce-meningkat-hingga-kuartal-iv-2020-tren-e-commerce-2021-diprediksi-tumbuh-positif/

https://seohalsinfo.blogspot.com/2018/12/cara-kerja-sebuah-e-commerce.html

https://tekno.kompas.com/read/2021/02/23/16100057/jumlah-pengguna-internet-indonesia-2021-tembus-202-juta

Penulis : Anggriani Ahmad

2 komentar:

HARI INI GERIMIS

Hari ini tidak ada matahari Dari langit mulai turun gerombolan air  Memandang dari tirai jendela kamarku Mengamatinya… Ah, gerimis! Aku masi...