POPULARITAS DAN BERTUHAN MATERI
Tak Bisa ditepis lagi,
perkembangan teknologi informasi telah berkembang pesat membawa perubahan yang
cepat di seluruh lini kehidupan. Mempengaruhi bahkan mengubah wajah kehidupan
di semua sektor, Baik Ekonomi, Politik, Sosial dan Budaya serta sektor Lainnya
yang cukup banyak jumlahnya.
Terlebih lagi tentang gaya
hidup, popularitas, hingga moral. Semua, sudah mengalami transformasi
teknologi, namun cukup disayangkan bukannya mengarah kepada kemajuan justru
membawa kepada kemerosotan moral yang sangat memprihatinkan.
Saya akan membawa kalian menganalisis,
melatih otak dan akal untuk sedikit bermain kata-kata.
Di zaman media sosial seperti ini, masihkah
harga diri dinilai begitu penting???
"Popularitas dan Bertuhan Materi"
Dua kata yang menjadi dasar pemicu keterpurukan
akhlak.
Coba kita berpikir tentang tingkah mahluk
yang menamakan dirinya "manusia" di era sekarang ini.
Ada sebagian orang rela
"bunuh diri" demi mencari popularitas di media maya. Saya menggunakan
kata bunuh diri disini untuk melukiskan perbuatan buruk manusia yang menjerat
dirinya dalam labirin masalah.
Pertama, ada orang yang rela
menjual harga diri, menyebar ujaran kebencian dan berita bohong, bertindak
asusila bahkan mempertontonkan pelecehan seksual, demi Apa???. Demi mendapat
respon "manusia dangkal berpikir" untuk dijadikan fasilitas
popularitas terutama di media sosial. Tujuannya Apa??? Tujuannya untuk mengalirkan rezeki materialis
berlabel "Uang".
Kedua, ada orang yang
mencoba menggunakan latar belakang "Agama, Nabi, dan Tuhan" untuk
menarik simpati orang-orang yang malas berpikir. Memanfaatkan masyarakat Awam
sebagai target untuk bertindak bodoh. Mereka senang melihat perdebatan,
permusuhan, bahkan pembunuhan sesama umat "Toleransi", hanya dengan
sepenggal kata ataupun Perbuatan yang sifatnya menista.
Tujuannya Apa...???
Lagi-lagi untuk popularitas dan materi.
Lalu bagaimana sikap kita
sebagai mahasiswa yang menamakan dirinya "kritis"? Apakah kita
tinggal diam saja? Ataukah ikut mengambil bagian dengan manjadi fasilitas
popularitas?, ataukah mencari solusi menyadarkan orang-orang yang telah
terjangkit penyakit "cinta dunia " yang sangat berbahaya ini???
Itu semua tergantung bagaimana kita memilih
untuk melakukan apa dan menjadi siapa. Namun, saya sendiri menanamkan prisnsip
seperti ini:
Orang yang mencari
popularitas dan materi di media sosial dengan cara yang menurut kesepakatan
adalah " cara tidak baik" seperti perbuatan yang sudah saya sebutkan
di atas. Bisa kita cegah, Cukup dengan memutus mata rantainya. Mereka akan
merasa berjaya ketika memiliki banyak respon, semakin orang tertarik dengan
perilaku buruknya semakin Dia merasa telah menuai kemenangan. Semakin banyak
orang yang membagikan postingan "buruknya" maka semakin
populer(viral)lah Dia.
Maka dari itu nalar kritis kita mengolah informasi di media sosial menjadi begitu penting, ingatlah Allah sudah berjanji tak akan ada orang yang mencoba melawan dan melecehkan agama Allah melainkan dia akan menuju jurang kebinasaan.
Harga dirimu di mata Allah jauh lebih penting
dari popularitasmu di mata Manusia.