Jumat, 05 Juni 2020

PENTINGKAH IPK?

PENTINGKAH IPK?

Muhammad Nurfaizy Hamdan - Akuntansi 017

Assalamualaikum Wr.Wb. Opini dalam bentuk tulisan ini saya angkat untuk dapat memberikan pandangan atau paradigma kepada para pembaca sesama mahasiswa tentang seberapa pentingkah IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif bagi mereka.

Para pembaca yang Insya Allah dalam keadaan sehat walafiat.  Indeks Prestasi Kumulatif alias IPK sering menjadi kebanggaan sekaligus momok menakutkan bagi mahasiswa. Bahkan katanya nilai IPK bisa menentukan tingkat kebanggaan dan kepercayaan diri seseorang. Sepenting itu kah IPK ?

Di Indonesia umunya diterapkan IPK skala 0-4, dengan 4.00 dinilai sempurna, 3.51 keatas dinilai cumlaude, 3.00 dianggap bagus sedangkan dibawahnya sudah dapat menjadi momok tersendiri bagi para penyandangnya. Tapi apakah sebegitu pentingnya sampai layak dijadikan “goal” utama mahasiswa ? . Bahkan, sampai bisa menyebabkan para mahasiswa menjadi depresi hingga yang paling menyedihkan dan disesalkan adalah kasus bunuh diri mahasiswa lantaran masalah nilai

Langsung saja kita masuk ke bahasan ya. Sebenarnya pentingkah kita mempunyai IPK yang tinggi?Atau justru malah tidak terlalu penting? Sebenarnya jawaban dari pertanyaan tersebut masih pro kontra. Ada yang ngomong penting karena itu menjadi kunci penting untuk memasuki dunia kerja. Tapi tidak sedikit juga yang ngomong tidak  terlalu penting karena saat ini yang utama itu bukan IPK, melainkan skill.

Terlepas dari pro kontra tersebut, mari kita coba untuk berpikiran secara terbuka dan tidak mengambil kesimpulan begitu saja secara mentah. Ada banyak hal yang harus kita pertimbangkan sebelum menyimpulkan hal ini. Walaupun tetap pasti akan timbul pro-kontra, tapi setidaknya kita tidak hanya memandang dari satu sudut pandang saja. Ada pesan yang cukup membuat saya menohok. Katanya begini….

“IPK ITU TIDAK DIBAWA MATI YANG DIBAWA MATI ADALAH “PROSES” UNTUK MENDAPATKAN ITU”

Ada satu sisi yang membuat saya sepakat dan tidak  sepakat dari kata-kata di atas. Pertama, saya sepakat bahwa sebenarnya yang jauh lebih berharga dan akan dibawa mati itu adalah proses dari mendapatkan IPK nya. Apakah dengan cara yang benar, jujur, dan sesuai aturan ataukah memang dengan cara-cara kotor yang penuh dengan kelicikan? Itu semua tentu saja akan dipertanggungjawabkan.

Namun saya kurang sepakat kalo IPK itu tidak  dibawa mati. Sebab sebenarnya IPK itu juga akan dibawa mati. Tentu saja, bukan hanya prosesnya saja yang bakal kita pertanggungjawabkan dihadapan Tuhan. Tapi seberapa nilai IPK nya juga pasti akan dipertanggungjawabkan. Entah itu besar ataupun kecil.

Kalo besar, sudah seberapa banyak ilmu yang kamu manfaatkan dari besarnya IPK yang kamu dapat itu. Apakah IPK itu sudah bisa membuat kamu lebih dewasa, lebih bijak, dan lebih mengerti terkait dari esensi ilmu itu sendiri? Atau justru dengan besarnya IPK itu hanya membuat kamu sombong dan jemawa.

Pun kalau IPK kamu kecil. Kenapa IPK mu bisa kecil? Padahal Tuhan telah mengkaruniakan kita semua modal waktu yang sama yaitu 24 jam sehari. Apakah kita terlalu banyak mengeluh dan malas-malasan sehingga hal tersebut bisa terjadi pada kita. Ah intinya, baik besar atau kecil IPK yang kita peroleh, semuanya bakalan di bawa mati. Bakal dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
Adapun kalimat yang sering muncul seperti ini…

“SKILL DAN ILMU YANG DISERAP DAN DITERAPKAN JAUH LEBIH PENTING KETIMBANG IPK”

IPK yang tinggi bukanlah jaminan bahwa seorang mahasiswa telah benar-benar menguasai ilmunya. Cara mendapatkan IPK tinggi yang sangat beragam merupakan alasan kenapa banyak sekali mahasiswa yang bagus nilainya namun tidak benar-benar paham apa yang menjadi bidang studinya. Hal ini sering kita temui di kampus. Oleh karena itu, janganlah terpaku pada nilai IPK yang tinggi. Tapi cobalah untuk kenal lebih dekat dengan sesama mahasiswa,  kamu bisa tahu apakah dia benar-benar menguasai ilmunya. Apabila tolak ukuran kamu dalam menilai seseorang hanya dari IPK, maka kemungkinan besar kamu akan tertipu. Bisa jadi, mereka yang IPK nya jelek justru punya skill yang lebih beragam.
Lalu bagaimana dengan …

“LEBIH BAIK MENGEJAR IPK TINGGI ATAU AKTIF ORGANISASI/KEPANITIAAN?”
      
          Semuanya kembali lagi ke prioritas kamu sebagai mahasiswa. Cobalah untuk lebih banyak sharing bersama senior atau konsultasi ke dosen pembimbing ketika kamu bingung. Dan yang paling penitng , pastikan kamu tau betul kenapa kamu ikut organisasi atau kepanitiaan tersebut. Jangan sampai  kamu terpaksa ikut hanya karena sekadar ikut-ikutan teman kamu. Mungkin waktu SMA, setiap kegiatan sekolah dilakukan bersama-sama, tapi dunia kuliah itu berbeda, kamu tidak harus ikut-ikutan teman kamu lagi untuk melakukan sesuatu. Kamu bebas menentukan kegiatan-kegiatan kamu sendiri, kamu betul betul punya kebebasan focus untuk belajar mengejar prestasi akademis atau ikut kegiatan-kegiatan tertentu.

Untuk menutup tulisan ini, saya sendiri memandang bahwa memiliki IPK yang tinggi itu penting. Kenapa? Karena IPK tinggi merupakan bagian dari tanggungjawab kita sebagai mahasiswa. Tanggungjawab kita terhadap orang tua yang telah membiaya kita kuliah, tanggungjawab kita terhadap diri sendiri dan dosen, dan tanggungjawab-tanggungjawab yang lainnya. IPK tinggi juga merupakan bagian dari bagaimana kita mengoptimalkan kesempatan yang diberikan Tuhan untuk menunjukan kemampuan terbaik kita. Kalaupun nantinya kamu dianggap ambis dan sebagainya, itu bukan sebuah masalah. Lalu bagaimana dengan organisasi dan peningkatan skill lainnya sebagai pendukung IPK yang saya miliki ? Secara pribadi organisasi dan kegiatan kepanitiaan termasuk hal yang penting bagi saya, dan urgensi dari organisasi tidak akan mereduksi urgensi dari IPK itu sendiri.

Dan tentu saya akan sekaligus memberikan saran kepada kalian agar tetap dapat memperoleh IPK yang tinggi sembari mengikuti kegiatan organisasi maupun kepanitiaan :
1.       Buatlah List pada setiap kegiatanmu.
2.       Tentukan yang mana prioritas.
3.       Sisihkan waktu untuk mengulang pelajaran sebelum pelajaran berlangsung.
4.       Sadar diri untuk tidak mengambil tanggung jawab terlalu tinggi di organisasi apabila disadari tidak mampu membagi waktu dengan begitu baik.
5.       Jadikan kegiatan organisasi sebagai wadah mencari pengalaman.

Mungkin dari dulu penilaian masyarakat terhadap IPK tinggi itu tidak terlalu penting, tapi kenyataannya IPK memiliki peranan yang cukup bermanfaat bagi kamu. Mulai dari membuka gerbang dalam dunia kerja, meneruskan S2, mendapat beasiswa, hingga mempermudahmu menjadi calon menantu. Walaupun aktif berorganisasi dan kuliah sambil kerja, tapi jangan lupakan kuliah ya. Semangat!


Penulis : Muhammad Nurfaizy Hamdan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HARI INI GERIMIS

Hari ini tidak ada matahari Dari langit mulai turun gerombolan air  Memandang dari tirai jendela kamarku Mengamatinya… Ah, gerimis! Aku masi...