PENTINGKAH IPK?
Muhammad Nurfaizy Hamdan - Akuntansi 017
Assalamualaikum Wr.Wb. Opini dalam bentuk tulisan ini saya angkat
untuk dapat memberikan pandangan atau paradigma kepada para pembaca sesama
mahasiswa tentang seberapa pentingkah IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif bagi
mereka.
Para pembaca yang Insya Allah dalam keadaan sehat walafiat. Indeks Prestasi Kumulatif alias IPK sering
menjadi kebanggaan sekaligus momok menakutkan bagi mahasiswa. Bahkan katanya
nilai IPK bisa menentukan tingkat kebanggaan dan kepercayaan diri seseorang. Sepenting
itu kah IPK ?
Di Indonesia umunya diterapkan IPK skala 0-4, dengan 4.00 dinilai
sempurna, 3.51 keatas dinilai cumlaude, 3.00 dianggap bagus sedangkan
dibawahnya sudah dapat menjadi momok tersendiri bagi para penyandangnya. Tapi
apakah sebegitu pentingnya sampai layak dijadikan “goal” utama mahasiswa ? .
Bahkan, sampai bisa menyebabkan para mahasiswa menjadi depresi hingga yang
paling menyedihkan dan disesalkan adalah kasus bunuh diri mahasiswa lantaran
masalah nilai
Langsung saja kita masuk ke bahasan ya. Sebenarnya pentingkah
kita mempunyai IPK yang tinggi?. Atau justru malah tidak
terlalu penting? Sebenarnya jawaban dari pertanyaan tersebut masih pro
kontra. Ada yang ngomong penting karena itu menjadi kunci penting untuk
memasuki dunia kerja. Tapi tidak sedikit juga yang ngomong tidak
terlalu penting karena saat ini yang utama itu bukan IPK,
melainkan skill.
Terlepas dari pro kontra tersebut, mari kita coba untuk berpikiran
secara terbuka dan tidak mengambil kesimpulan begitu saja secara mentah.
Ada banyak hal yang harus kita pertimbangkan sebelum menyimpulkan hal ini.
Walaupun tetap pasti akan timbul pro-kontra, tapi setidaknya kita tidak hanya
memandang dari satu sudut pandang saja. Ada pesan yang cukup membuat saya
menohok. Katanya begini….
“IPK
ITU TIDAK DIBAWA MATI YANG DIBAWA MATI ADALAH “PROSES” UNTUK MENDAPATKAN ITU”
Ada satu sisi yang membuat saya sepakat dan tidak sepakat
dari kata-kata di atas. Pertama, saya sepakat bahwa sebenarnya yang jauh lebih
berharga dan akan dibawa mati itu adalah proses dari mendapatkan IPK nya.
Apakah dengan cara yang benar, jujur, dan sesuai aturan ataukah memang dengan
cara-cara kotor yang penuh dengan kelicikan? Itu semua tentu saja akan
dipertanggungjawabkan.
Namun saya kurang sepakat kalo IPK itu tidak
dibawa mati. Sebab sebenarnya IPK itu juga akan dibawa mati. Tentu
saja, bukan hanya prosesnya saja yang bakal kita pertanggungjawabkan dihadapan
Tuhan. Tapi seberapa nilai IPK nya juga pasti akan dipertanggungjawabkan. Entah
itu besar ataupun kecil.
Kalo besar, sudah seberapa banyak ilmu yang kamu manfaatkan dari
besarnya IPK yang kamu dapat itu. Apakah IPK itu sudah bisa membuat kamu lebih
dewasa, lebih bijak, dan lebih mengerti terkait dari esensi ilmu itu sendiri?
Atau justru dengan besarnya IPK itu hanya membuat kamu sombong dan jemawa.
Pun kalau IPK kamu kecil. Kenapa IPK mu bisa kecil?
Padahal Tuhan telah mengkaruniakan kita semua modal waktu yang sama yaitu 24
jam sehari. Apakah kita terlalu banyak mengeluh dan malas-malasan sehingga hal
tersebut bisa terjadi pada kita. Ah intinya, baik besar atau kecil IPK yang
kita peroleh, semuanya bakalan di bawa mati. Bakal dipertanggungjawabkan di
hadapan Tuhan.
Adapun kalimat
yang sering muncul seperti ini…
“SKILL DAN ILMU YANG DISERAP DAN DITERAPKAN JAUH LEBIH PENTING
KETIMBANG IPK”
IPK yang tinggi bukanlah jaminan bahwa seorang mahasiswa telah
benar-benar menguasai ilmunya. Cara mendapatkan IPK tinggi yang sangat beragam
merupakan alasan kenapa banyak sekali mahasiswa yang bagus nilainya namun tidak
benar-benar paham apa yang menjadi bidang studinya. Hal ini sering kita temui
di kampus. Oleh karena itu, janganlah terpaku pada nilai IPK yang tinggi.
Tapi cobalah untuk kenal lebih dekat dengan sesama mahasiswa, kamu bisa tahu apakah dia benar-benar
menguasai ilmunya. Apabila tolak ukuran kamu dalam menilai seseorang hanya dari
IPK, maka kemungkinan besar kamu akan tertipu. Bisa jadi, mereka yang IPK nya
jelek justru punya skill yang lebih beragam.
Lalu bagaimana
dengan …
“LEBIH
BAIK MENGEJAR IPK TINGGI ATAU AKTIF ORGANISASI/KEPANITIAAN?”
Semuanya kembali lagi ke
prioritas kamu sebagai mahasiswa. Cobalah untuk lebih banyak sharing bersama
senior atau konsultasi ke dosen pembimbing ketika kamu bingung. Dan yang paling
penitng , pastikan kamu tau betul kenapa kamu ikut organisasi atau kepanitiaan
tersebut. Jangan sampai kamu terpaksa
ikut hanya karena sekadar ikut-ikutan teman kamu. Mungkin waktu SMA, setiap kegiatan
sekolah dilakukan bersama-sama, tapi dunia kuliah itu berbeda, kamu tidak
harus ikut-ikutan teman kamu lagi untuk melakukan sesuatu. Kamu bebas
menentukan kegiatan-kegiatan kamu sendiri, kamu betul betul punya kebebasan focus untuk belajar mengejar prestasi
akademis atau ikut kegiatan-kegiatan tertentu.
Untuk menutup tulisan ini, saya sendiri memandang bahwa memiliki IPK
yang tinggi itu penting. Kenapa? Karena IPK tinggi merupakan bagian dari
tanggungjawab kita sebagai mahasiswa. Tanggungjawab kita terhadap orang tua yang telah
membiaya kita kuliah, tanggungjawab kita terhadap diri sendiri dan dosen, dan
tanggungjawab-tanggungjawab yang lainnya. IPK tinggi juga merupakan bagian dari
bagaimana kita mengoptimalkan kesempatan yang diberikan Tuhan untuk menunjukan
kemampuan terbaik kita. Kalaupun nantinya kamu dianggap ambis dan sebagainya,
itu bukan sebuah masalah. Lalu bagaimana dengan organisasi dan peningkatan
skill lainnya sebagai pendukung IPK yang saya miliki ? Secara pribadi
organisasi dan kegiatan kepanitiaan termasuk hal yang penting bagi saya, dan
urgensi dari organisasi tidak akan mereduksi urgensi dari IPK itu sendiri.
Dan tentu saya akan sekaligus memberikan saran kepada kalian agar
tetap dapat memperoleh IPK yang tinggi sembari mengikuti kegiatan organisasi
maupun kepanitiaan :
1.
Buatlah List pada setiap
kegiatanmu.
2.
Tentukan yang mana prioritas.
3.
Sisihkan waktu untuk mengulang
pelajaran sebelum pelajaran berlangsung.
4.
Sadar diri untuk tidak
mengambil tanggung jawab terlalu tinggi di organisasi apabila disadari tidak
mampu membagi waktu dengan begitu baik.
5.
Jadikan kegiatan organisasi
sebagai wadah mencari pengalaman.
Mungkin dari dulu penilaian masyarakat terhadap IPK tinggi itu tidak
terlalu penting, tapi kenyataannya IPK memiliki peranan yang cukup bermanfaat
bagi kamu. Mulai dari membuka gerbang dalam dunia kerja, meneruskan S2,
mendapat beasiswa, hingga mempermudahmu menjadi calon menantu. Walaupun aktif
berorganisasi dan kuliah sambil kerja, tapi jangan lupakan kuliah ya. Semangat!
Penulis : Muhammad Nurfaizy Hamdan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar