Minggu, 04 Oktober 2020

PUISI : KOTA BERTUAN BERANAK MALANG

 KOTA BERTUAN BERANAK MALANG


Kota Bertuan Beranak Malang

Pasung di tombak gersangnya tanah bertuan

Bermandikan daki, beratap keranda

Kulitnya matang di bakar cakrawala

 

Kota bertuan beranak malang

Kisah pilu dunia malang

Lukisan abstrak buramnya negeri

Potret nyata lemahnya nurani

Yang memamah habis harta negeri

 

Anak Malang....

Merangkai mimpi di tengah hari

Walau dalam wadah derita

Bernyanyi walau syair hidupnya hampa

Tertawa walau tak tahu apa- apa

 

Mereka hijrah tuk cari ketenangan

Merumput ditanah khalayak

Rela lepas rindu sanak saudara

Demi berharap makan sesuap nasi...

Meski berada ditanah para PENJILAT_PENJILAT berdasi....

 

Anak Malang.....

Korban ganasnya Zaman

Merintih.....

Menangis....

Meminta....

Meronta....

Walau tangis mereka adalah tangis darah

Menyimpan belati di dalam hati

Tetap jua tak  ada arti

Mereka bagai sampah di negeriku ini....

 

Kota bertuan beranak malang...

Hidup terampas kaum KAPITALIS

Sebelum masa menginjak istana

Lambaikan tangan tebar senyuman

Mulut mereka mencibir bak buah durian

Bagai belati meminta TUMBAL SIMPATI

 

Hei....Janjimu setinggi langit

Tapi sayang,,,Iman-mu ada di tumit

 

Anak malang......

Cinta mereka lahir dari dawai-dawai kepedihan

Timbul dari rahim penderitaan...

Yang kau mamah...

Yang kau kunyah...

Yang kau renggut dari mereka....

Lalu yang kau sisakan.....?

 

Makanan mereka adalah udara dari bau mulutmu...

Minuman mereka adalah air liurmu....

 

Senja renta dunia pun petang

Jikalau tradisi pasung masih dibenam

Rakyat ingusan jadi santapan

Akhir dunia yang tak lagi dermawan

 

Oleh : PenaGersang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HARI INI GERIMIS

Hari ini tidak ada matahari Dari langit mulai turun gerombolan air  Memandang dari tirai jendela kamarku Mengamatinya… Ah, gerimis! Aku masi...